Kemarin saya sempet pengen banget makan Dimsum, tapi bingung mencari Dimsum yang enak di Bandung dimana. Kebetulan banget pas buka aplikasi fave lagi ada promo dimsum di Tian Jing Lou (TJL) Hotel Intercontinental Bandung. Kalau ada yang belum tahu, fave ini aplikasi/website yang menawarkan voucher diskon berbagai merchant mulai dari restaurant, hotel, salon, macem-macem deh. Ini bukan postingan berbayar, tapi kalau kalian baru pertama kali pakai fave, jangan lupa masukin kode refferal 10KSC buat dapet potongan Rp 10,000 ;)





Dimsum buffet di TJL ini hanya ada di hari sabtu-minggu dari jam 8:00 sampai jam 14:00, dan lebih baik melakukan reservasi dulu sebelum datang ke sana. Sayang kalau sudah jauh-jauh blusukan tapi nggak dapet tempat, karena pas saya ke sana yang datang cukup ramai dan tempatnya nggak terlalu besar.

TJL ini ada di lantai 18 dengan ambience chineese yang sangat kental: karpet merah, lampion merah, dan meja bundar.




Begitu duduk kita akan ditawarkan 1 pot chinesee tea oleh waitressnya dan boleh refill sesuka hati. Pilihannya seinget saya ada jasmine, chrysant, oolong. Saya pilih chrysant, karena.... bukan pecinta teh dan nggak ngerti apa bedanya, jadi ngasal aja. haha maaf. Rasanya ya buat awam sih mirip mirip aja sama ocha. please maafin aku.

Untuk Buffet nya cukup lengkap mulai dari aneka soup, bubur ayam chineese, nasi goreng, mi...apa ya aku juga nggak ngerti, aneka bakpau, dimsum yang dikukus dan digoreng, bebek pecking, dan tidak ketinggalan buah, jus dan aneka dessert!

Kita bisa langsung nyamperin stall dimana dimsum ini masih dipanasin, dan ambil sesuka hati! isi di setiap bamboo steamernya ini paling cuma 1-2 buah dimsum, jadi nggak kebanyakan kalau buat makan sendiri.

dimsum yang digoreng

Dimsum gorengnya juga enaaaaak. ada yang manis dan asin. di bawahnya ada tulisan nama dimsumnya. Chef dan waitressnya ada di dekat situ dan sangat sigap kalau kita butuh informasi lebih detail. Favoritku kalau dari gorengan ini: wonton, money bag, bola udang, dan cakwe mayonaise. Gorengan ini nih yang bikin cepet kenyang tapi semu, bentar juga laper lagi!

ini ketika kita mau pesen baru akan di pan seared oleh chefnya. Enak banget!

Buah-buahan segar dan dessert yang semuanya menggoda. Kalian kalau ke intercontinental harus coba dessertnya, percayalah.  Nggak ada yang failed sejak saya pertama kali coba di Damai Restaurant nya. Setahuku Intercontinental ini juga punya cake & pastry shopnya. Kapan-kapan pengen banget nyobain!




Kemarin di TJL saya cuma nyicip semacem ....cake mangga dan puding coklatnya. Mind Blown, meledak! rasanya bukan kayak cake dan puding biasa, I can't explain. Nggak terlalu manis sampai bikin giung, porsinya pun kecil dan pas. Walau mini, tapi platingnya tetep ekstra cantik sampai pakai raspberry dan edible flower. Enak banget padahal makannya pas posisi kenyang! Sekenyang apa pun selalu ada space buat dessert, bukan?

Sooo that's all. Kalau bosan makan all you can eat per daging-an, mungkin bisa coba All you can eat Dim Sum ;)
Nggak rugi sih dengan harga segitu. kalau pun kita beli ala carte di tempat dimsum lain mungkin bisa habis lebih banyak, walau nggak bisa semuanya juga saya cicipin karena kenyang banget!

***


DIMSUM BUFFET DINING

Untuk attire pernikahan, kami memutuskan untuk sewa perdana alias jahit baru tapi hak milik tetap jadi punyanya designer--yang akhirnya agak kami sesali. bukan menyesal ingin dimiliki ya, tapi menyesal, mendingan sewa aja dari awal (nggak usah jahit) :))

bajunya rempong dan berat banget sis!

Untuk vendor dekorasi, sebenarnya saya nggak neko-neko, yang penting pantes, nggak tiba-tiba ambrol atau kejadian tidak diinginkan lainnya.
Pihak yang ribet adalah yang punya acara, yaitu mama-papa saya :)
Mereka nggak mau pakai bunga palsu, nggak keren katanya. Baik.
Fyi, harga dekor pakai bunga asli tuh bisa 2x lipat lebih lho.





Berbulan-bulan mereka memperdebatkan apakah florist pilihan papa sanggup ngerjain seluruh dekorasi sementara kita minta skecth dekorasinya aja nggak pernah dikasih. Pak florist ini punya link pedagang bunga dari Bandung sampai Malang, tapiii sebenarnya belum pernah mengerjakan dekorasi gedung. Pernahnya cuma dekorasi sederhana di pelaminan yang biasanya di depan rumah, itu juga di Palembang. ya tentu nggak pakai lighting, vas-vas bunga, dan apalah kebutuhan dekorasi lainnya. Papa nggak mau diganggu gugat, keukeuh, dan percaya bahwa dia bisa, sementara mama nggak mau ambil resiko. Saya juga jadi ragu. Berdebaaat terus sampai H-1 bulan acara akhirnya pak florist ini mendeklarasikan secara jujur bahwa dia nggak sanggup ngerjain dekor, kata mama kemungkinan karena pikirannya terpecah mau cerai sama istrinya di Palembang. Mungkin lho ya..

via GIPHY

Alhamdulillah, ketika kita menghubungi vendor dekorasi lain di H-1 Bulan ada yang available: @rizkyflorist . Jarang-jarang terjadi lho ini :))
tapi pak florist yang tadi masih bertanggung jawab kok, dengan menjadi panitia penanggung jawab dan pengawas dekorasi. oke.

Komunikasinya lebih sering sama mama jadi saya nggak terlalu ngerti, Long-short story, akhirnya saat meeting terakhir saya baru join, muncul sketch nya, dengan dominasi biru putih, karena baju resepsi saya rencananya biru.

Sebenarnya saya nggak terlalu setuju, karena inginnya hijau daun dan kayu-kayu rustic-rustic gitu, yang nggak menye-menye amat lah. Tapi kata mamah "apaan masa gitu doang"
Ingat, tidak ada yang bisa melawan selera mama. Mau ngotot "ini kan acara aku" tapi  sebagian besar tamu undangan dan dana ya dari orang tua, yaudah manut aja biar cepet.







Kunci agar kita legowo adalah berpikir realistis. Don't sweat by the small thing. Ya udah, yang penting nikahnya sama calon suami pilihan kita, yang penting akad nikah dan "Sah" nya kan. toh resepsi cuma sehari, itung-itung nyenengin orang tua yang berpikir bahwa ini semua demi nyenengin kita (rumit).

Ini susah sih buat saya yang dari kecil tontonannya udah drama korea dan film comedy romantic. Di kehidupan nyata cuma dapet "comedy" nya doang, "romantic" nya kagak :)) !
Begitu teman-teman, capek lho debat terus tuh. Mama saya pun udah pasti capek karena beliau hampir mengerjakan semua sendiri. Saya cuma bantu sodorin pilihan aja.

Jadinya ya akhirnya dominan sekali birunya, semi "frozen" gitu.
Bedanya frozen = beku
Cirebon = panas = meleleh
:))